Resensi Novel “Ketika Cinta Bertasbih”

Resensi Novel
“Ketika Cinta Bertasbih”



Resensi Novel “Ketika Cinta Bertasbih”
1)      Identitas Buku
a. Judul Buku : Ketika Cinta Bertasbih
b. Pengarang : Habiburrahman  El Sirazi
c. Penerbit : Replubika
d. Tahun Terbit : 2007
e. Ukuran   : 20,5 cm x 13,5 cm
f. Tebal Buku : 2 cm / 412 halaman

2)    Gambaran Umum
Abdullah Khairul Azzam – 28 tahun, pemuda tampan dan cerdas dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Atas usahanya yang gigih dia berhasil memperoleh bea siswa untuk belajar di Al Azhar Mesir selepas menamatkan Aliyah di desanya. Baru setahun di Kairo dan menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna), ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, dikarenakan adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo.

3)    Kelebihan / kekurangan

+ Kelebihan
1. Merupakan novel “Best Seller”.
2. Ilmu yang terkandung banyak dan berguna sekali.
3. Cerita yang benar-benar terlihat nyata sehingga amanah yang disampaikan dapat      terserap dengan baik.
4. Kata-katanya santun dan mudah di pahami.

Kekurangan
1. Mungkin kalau Novel Dwilogi ini dijadikan Trilogi mungkin cerita yang akan disampaikan akan lebih menarik dan dapat mengungkapkan cerita dengan penuh baik, mengingat cerita yang ada terasa dapat dilanjutkan sehingga carita lebih menantang dan amanahnya lebih mengena.

4)    Kebahasaan
1. Singkat,
2. Padat,
3. Jelas, dan
4. Mudah di pahami atau di mengerti.

5)    Manfaat
a. Dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.
b. Penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.
c. Cocok sekali untuk dikonsumsi oleh kalangan remaja yang akan menjalani kisah cinta yang berbunga-bunga mengingat usianya yang masih muda.
d. Sebagai penambahan ilmu saja, karena dalam buku tersebut, banyak sekali pelajaran-pelajaran, ilmu-ilmu agama mengingat usianya yang masih muda.

6)    Unsur-unsur intrinsik novel :

 1 .Tema                      
a. Perjuangan hidup untuk mengapai kebahagiaan.
b. Seorang pemuda rela mengorbankan waktu belajarnya demi mencari uang untuk menghidupi  keluarganya.

2. Tokoh        
a. Tokoh Utama : Khairul Azzam                                      
b. Pembantu : Anna Althafunnisa , Eliana Alam , Furqan Andi Hasan                              
c. Figuran : Ayatul Husna , Muhammad Ilyas , Furqan Andi Hasan , Ibu Azzam , Kiai Lutfi , Pak   Ali ,Eliana Alam , Pak Alam , Nasrul

3.  Penokohan
a. Khairul Azzam ; sederhana, pekerja keras, bertanggung jawab, sholeh
b. Anna Althafunnisa ; lembut, sholehah, cerdas.
c. Furqan Andi Hasan ; cerdas, bijak
d. Eliana ; supel, hedonis, cerdas.
e. Kiai Lutfi ; Seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.
f. Ayatul Husna ; Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia

4.  Alur / Plot
Alur maju, karena dimulai dengan awal pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah melewati liku-liku kehidupan hingga akhirnya mereka menikah.

5.  Latar / Tempat
Kairo, Mesir, Cleopatra, Indonesia, Desa Kartasura, Desa Wangen jawa.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga

7. Gaya bahasa.
Gaya Bahasa : Personifikasi

8. Amanat .
a. Seorang pemuda rela mengorbankan waktu belajarnya demi mencari uang untuk menghidupi keluarganya.
b. Terkadang cinta tidak harus memiliki.
c. Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak perlu takut akan resiko. Karena
d. Resiko membuat kita lebih matang untuk melangkah maju.
e. Setiap ada kemauan, pasti ada jalan.
f. Sesama muslim adalah saudara, yang saling peduli.
g. Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia inginkan
h. Pilihan itu ada, namun tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita itu.
i. Teguh pendirian, rela berkorban adalah kunci sukses masa depan.
j. Lebih baik diam, daripada berbicara yang tidak perlu.
k. Buah pengorbanan lebih berharga daripada sesuatu yang dengan mudah di dapat tanpa pengorbanan.
l. Cinta yang haqiqih adalah cinta yang berdasarkan pilihan hati, bukan hanya karena nafsu ingin memiliki.

Resensi Novel “Ketika Cinta Bertasbih” Resensi Novel “Ketika Cinta Bertasbih” Reviewed by Putra on 6:47:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.