Perhitungan Berat (Aktual dan Volumetric) dalam Pengiriman Barang
Dalam dunia logistik dan pengiriman barang, terdapat dua cara perhitungan berat barang yang dikenal luas, yaitu perhitungan berat sesungguhnya (berat aktual) dan berat volume metric.
Yuk, kita simak dan pelajari cara perhitungan tersebut agar bisa dipahami :
1. Berat sesungguhnya (berat aktual)
Berat sesungguhnya adalah berat yang diperoleh dari hasil penimbangan. Lazimnya di Indonesia menggunakan satuan kilogram (kg).
Saat melakukan penimbangan barang, biasanya berat barang sering tidak tepat menunjukkan bilangan bulat. Contohnya 8,3 Kg, atau 25,7 Kg. Apabila hal ini terjadi, biasanya pihak ekspedisi membulatkan berat barang ke atas. Misalkan 8,3 kg dibulatkan menjadi 9 kg.
2. Berat Volume (Berat Volumetrik)
Berat volume adalah berat yang didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan ukuran volume barang yang akan dikirim. Perhitungan ini didasarkan pada kondisi dimana berat aktual barang kecil (ringan) akan tetapi memakan tempat (volume besar).
Nah dalam perhitungan berat volume, terdapat perbedaan perhitungan (pembaginya), yaitu untuk pengiriman via darat standarnya pembagi 4000 dan perhitungan via udara pembaginya 6000.
Untuk lebih jelas dan lengkap nya langsung cek rumusnya di bawah ini ya :
A. Rumus yang digunakan untuk pengiriman via darat adalah:
- Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm) : 4000
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 4000 = 250 Kg.
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas dan di akui oleh ASPERINDO.
B. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang domestik & internasional via udara adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 6.000.
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 6.000 = 166.66 Kg atau 167 kg.
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas dan di akui oleh ASPERINDO.
C. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang domestik & internasional via laut adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 1.000.000 = M3 (kubikasi)
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 1000X 1000 X 1000/ 1.000.000 = 1 M3 atau 1 Kubik
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas di dunia
D. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang via Jasa Internasional DHL, FedEx, TNT, UPS adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 5.000
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 5.000 = 200 Kg
Rumus ini berbeda dengan yang dipakai oleh ASPERINDO
Nah.....setelah kita mengetahui cara perhitungan barang tersebut, maksudnya untuk apa?
Begini lho, jadinya biaya yang dikenakan oleh pihak ekspedisi akan dilihat dengan membandingkan antara perhitungan berat sesungguhnya dengan perhitungan berat volume. Jika perhitungan berat sesungguhnya lebih besar daripada berat volume maka nilai ukuran yang diambil untuk dasar tarif pengiriman adalah berat sesungguhnya tersebut. Hal ini berlaku sebaliknya untuk berat volume apabila nilai prhitungannyalebih besar daripada berat sesungguhnya.
Contohnya pengiriman udara via DHL:
Berat sesungguhnya 25 kg dan berat volumenya 45 cm x 60 cm x 60 cm : 5000 = 32,40 kg. Karena berat volumenya lebih besar maka biaya yang akan ditagihkan oleh jasa ekspedisi adalah 32,40 kg x Tarif pengiriman.
Demikian penjelasan mengenai Perhitungan Berat (Aktual dan Volumetric) dalam Pengiriman Barang. Semoga bermanfaat.
Yuk, kita simak dan pelajari cara perhitungan tersebut agar bisa dipahami :
1. Berat sesungguhnya (berat aktual)
Berat sesungguhnya adalah berat yang diperoleh dari hasil penimbangan. Lazimnya di Indonesia menggunakan satuan kilogram (kg).
Saat melakukan penimbangan barang, biasanya berat barang sering tidak tepat menunjukkan bilangan bulat. Contohnya 8,3 Kg, atau 25,7 Kg. Apabila hal ini terjadi, biasanya pihak ekspedisi membulatkan berat barang ke atas. Misalkan 8,3 kg dibulatkan menjadi 9 kg.
2. Berat Volume (Berat Volumetrik)
Berat volume adalah berat yang didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan ukuran volume barang yang akan dikirim. Perhitungan ini didasarkan pada kondisi dimana berat aktual barang kecil (ringan) akan tetapi memakan tempat (volume besar).
Nah dalam perhitungan berat volume, terdapat perbedaan perhitungan (pembaginya), yaitu untuk pengiriman via darat standarnya pembagi 4000 dan perhitungan via udara pembaginya 6000.
Untuk lebih jelas dan lengkap nya langsung cek rumusnya di bawah ini ya :
A. Rumus yang digunakan untuk pengiriman via darat adalah:
- Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm) : 4000
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 4000 = 250 Kg.
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas dan di akui oleh ASPERINDO.
B. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang domestik & internasional via udara adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 6.000.
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 6.000 = 166.66 Kg atau 167 kg.
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas dan di akui oleh ASPERINDO.
C. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang domestik & internasional via laut adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 1.000.000 = M3 (kubikasi)
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 1000X 1000 X 1000/ 1.000.000 = 1 M3 atau 1 Kubik
Rumus ini sudah dipakai dan diterima secara luas di dunia
D. Rumus yang digunakan untuk pengiriman barang via Jasa Internasional DHL, FedEx, TNT, UPS adalah:
- Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 5.000
Sebagai contoh, barang dengan panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 100 cm, maka memiliki berat volumetrik : 100 X 100 X 100 / 5.000 = 200 Kg
Rumus ini berbeda dengan yang dipakai oleh ASPERINDO
Nah.....setelah kita mengetahui cara perhitungan barang tersebut, maksudnya untuk apa?
Begini lho, jadinya biaya yang dikenakan oleh pihak ekspedisi akan dilihat dengan membandingkan antara perhitungan berat sesungguhnya dengan perhitungan berat volume. Jika perhitungan berat sesungguhnya lebih besar daripada berat volume maka nilai ukuran yang diambil untuk dasar tarif pengiriman adalah berat sesungguhnya tersebut. Hal ini berlaku sebaliknya untuk berat volume apabila nilai prhitungannyalebih besar daripada berat sesungguhnya.
Contohnya pengiriman udara via DHL:
Berat sesungguhnya 25 kg dan berat volumenya 45 cm x 60 cm x 60 cm : 5000 = 32,40 kg. Karena berat volumenya lebih besar maka biaya yang akan ditagihkan oleh jasa ekspedisi adalah 32,40 kg x Tarif pengiriman.
Demikian penjelasan mengenai Perhitungan Berat (Aktual dan Volumetric) dalam Pengiriman Barang. Semoga bermanfaat.
Perhitungan Berat (Aktual dan Volumetric) dalam Pengiriman Barang
Reviewed by Putra
on
3:23:00 PM
Rating:

No comments: