Bagaimana menyikapi Pelakor ?

“Down to earth but still above you.”

Nah begitu.

Gue sama Mama pernah deep talk soal kenapa sih pelakor biasanya levelnya lebih rendah atau beda jauh dalam segala hal (dalam artian negatif) dari pasangan sah?

Maka jawabannya simple;

Tentu saja karena cewek-cewek yang levelnya tinggi, berkelas, berpendidikan, dan tahu kualitas dirinya, mana sudi dijadiin selingkuhan.

Meh, boro-boro dijadiin yang kedua, sama si modal ganteng doang tapi nggak punya otak aja males ya kan ups. Apalagi ini udah nggak setia, bajingan, rendahan banget karena mendua pula. Ora sudilah!

Makanya yang mau ngelakuin tindakan rendahan kayak selingkuh ya cuma sesama manusia yang rendahan juga.

Si bajingan memang biasanya cocok sekali dengan bajingan lainnya.

So, gimana menyikapi pelakor?

Ya, nggak usah disikapi. Maksudnya, ya buat apa juga lo meduliin manusia yang levelnya lebih rendah dari lo?

You know your value, you know your quality, nggak levelah ngeladenin manusia yang levelnya jauh di bawah lo.

Mending angkat dagu tinggi-tinggi dan move on, hidup dengan baik. Hidup dengan bahagia.

So, nanti orang-orang liatnya gini:

“Pantesan dulu pasangan lo selingkuh. Level dia sama lo emang jauh sih. Paham sih kenapa dulu dia insecure sama lo. Dan akhirnya nyari yang lebih rendah dari lo. Karena si rendahan memang cocoknya dengan rendahan lainnya.”


Kalo dalam film, cewek paling savage dalam menghadapi perselingkuhan versi gue adalah Astrid Leong. Dia nggak perlu bertindak bar-bar buat ngelabrak suaminya atau selingkuhan suaminya. Tetap tenang dan elegan terus ngomong:

“It's not my job to make you feel like a man. I can't make you something you're not.”
Bagaimana menyikapi Pelakor ? Bagaimana menyikapi Pelakor ? Reviewed by Putra on 8:35:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.